watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Nikmatnya tubuh keluargaku

Hari ini entah mengapa aku merasa suntuk
banget. Di rumah sendirian, ga ada yang
menemani. Mama lagi pergi arisan, Mbak Ani
kuliah, Bik Suti lagi pergi ke pasar. Bener-bener
deh aku kesepian di rumah.
"Daripada BT sendiri, mending nonton BF aja di
kamar," pikirku.
TV mulai kunyalakan, adegan-adegan panas
nampak di layar. Mendengar desahan-desahan
artis BF yang cantik dan bahenol tersebut
membuat aku terangasang. Dengan lincahnya
tanganku melucuti celana beserta CD-ku sendiri.
Burungku yang sedari tadi tegak mengacung
kukocok perlahan.
Film yang kutonton itu cukup panas, sehingga
aku menjadi semakin bergairah. Kutanggalkan
pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku
tanpa ada penutup sekalipun.
Kocokan tanganku semakin cepat seiring
dengan makin panasnya adegan yang
kutonton. Kurasakan ada getaran dalam penisku
yang ingin meyeruak keluar. Aku mau
orgasme. Tiba-tiba..
"Anton.. apa yang kamu lakukan!!" teriak sebuah
suara yang aku kenal.
"Mama..?!"
Aku kaget setengah mati. Aku bingung sekali
saat itu. Tanpa sadar kudekati Mamaku yang
cantik itu. Tiba-tiba saja aku mendekap tubuh
Mamaku yang bahenol itu. Kucium dan kulumat
bibir tipisnya yang seksi. Mama mencoba untuk
berontak.
"Anton.. ingat, Ton. Aku ini Mamamu?!" teriak
Mama mengingatkanku.
Aku tak lagi peduli. Salah Mama sendiri sih.
Orang mau orgasme kok diganggu. Dengan
buasnya aku jilat telinga dan tengkuknya, kedua
payudaranya kuremas-remas sampai Mama
menjerit kesakitan. 10 menit aku melakukan hal
itu, kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari
Mama. Nampaknya Mama mulai terangsang
juga. Diraihnya penisku yang menggelantung,
tangan mungilnya mulai mengocok penisku
yang kubanggakan. Dengan perlahan kubuka
baju Mama. Satu demi satu kancingnya
kulepaskan, dan perlahan mempertontonkan
keindahan tubuh di balik kain itu.
Setelah berhasil membuka baju dan BH-nya,
kuturunkan ciumanku menuju ke payudara
Mama yang padat berisi. Kucium dan kulumat
putingnya yang berwarna kecoklatan itu.
Terkadang kugigit dan kupuntir putingnya,
membuat gairah Mamaku semakin berkobar.
"Uuhh..aahh..Terus, Ton. Ya..terus..Oohh.."
erang Mamaku demi menahan nikmat yang
dirasa.
"Ma..capek nih berdiri. Pindah ke kasur aja
yah.." pintaku.
"Ya deh.." suara Mama bergetar menahan
gariah yang tertunda.
Kugendong tubuh Mama yang setengah
telanjang itu menuju ke kasurku sambil tetap
kuciumi kedua payudaranya. Kurebahkan tubuh
mungilnya, dan segera kutindih tubuh Mamaku
itu. Kuremas payudara sebelah kanan,
sedangkan mulutku ini mengulum dan
mencucup yang kiri. Dengan bantuan Mama,
kubuka rok mini Mamaku. Ciumanku turun ke
pusarnya. Usapan lidahku diperutnya membuat
tubuh Mamaku semakin bergelinjang tak
karuan.
Setelah kurasa cukup bermain lidah di perutnya,
kugigit CD Mama, dan dengan gigiku kutarik CD-
nya. Dengan susah payah akhirnya berhasil
juga aku membukanya dengan cara tersebut.
Terdiam ku sejenak, demi melihat keindahan
vagina Mama yang terpampang jelas di
depanku.
"Ton, kok malah melamun sih? Kenapa?"
"Ah..enggak, Ma. Anton kagum aja ama vagina
Mama. Indah, Ma."
"Ah..kamu bisa aja. Jangan cuma dipandangi
aja dong."
Vagina Mama sangat indah menurutku. Disana
terdapat rambut yang lebat, dan bentuknya
sungguh sangat menggairahlan. Kudekatkan
wajahku keselangkangan Mama. Tercium bau
khas seorang yang wanita yang dapat
membangkitkan gairah lelaki. Kusapukan lidahku
di garis vertikal itu. Tubuh Mama membusur
menerima usapan lidahku di sana. Kutarik
klitorisnya, kugigit kecil, kukulum dan terkadang
kutarik-tarik. Nampak dari wajahnya, Mamaku
menikmati permainanku di daerah
kemaluannya.
Kumasukkan ketiga jariku sekaligus, kubiarkan
sejenak, kurasakan lembab di sana. Dengan
perlahan kumaju-mundurkan jemariku.
Perlahan tapi pasti. Tanganku yang satunyapun
tak tinggal diam. Kutarik klitorisnya, kupuntir
dan kupilin, membuat tubuh Mama semakin
bergoyang tak karuan.
Akupun semakin bergairah melihat tubuh
Mamaku seperti itu. Semakin cepat aku
mengocok vagina Mamaku, bahkan aku
mencoba untuk memasukkan kelima jariku
sekaligus. Tak lama kemudian kurasakan jepitan
vagina Mama semakian kuat, kupercepat
kocokanku. Mata Mama membeliak ke atas dan
digigit bibir bawahnya yang seksi itu, kemudian.
"Ah..Mama mau sampai, Ton. Ah..ah.."
Dan akhirnya, Seerrr.. cairan kewanitaan Mama
membasahi jemariku. Kucopot jemariku dari
liang kewanitaan Mama, kuturunkan wajahku
dan kujilat habis air itu sampai tak tersisa.
"Ton, kamu hebat juga yah. Hanya dengan
jemarimu saja Mama sudah bisa orgasme
seperti tadi.." kata Mamaku terengah-engah.
Kami terdiam sejenak untuk memulihkan
tenaga. Mamaku bersandar dibahuku dengan
tersenyum puas. Jemari lentik Mama bermain-
main manja mengelus dan mengusap penisku
yang masih saja tegak mengacung.
"Ton, punya kamu gede juga ya. Punya
Papamu dulu aja nggak sampai segede ini."
"Ah, Mama. Anton kan malu."
"Ngapain juga kamu malu, toh memang
benarkan."
Jemari lentik Mama masih saja memainkan
penisku dengan manja. Seperti mendapat
mainan baru, tangan Mama tak mau lepas dari
situ.
"Ma, kok didiemin aja. Dikocok dong, Ma, biar
enak."
"Ton, Ton..kamu keburu nafsu aja."
Perlahan Mama pindah ke selangkanganku.
Digenggamnya penisku dengan kedua
tangannya, dijilatnya kepala penisku dengan
lidahnya. Bergetar seluruh tubuhku menerima
rangsang dari mulut Mamaku. Dijilatnya selutuh
batang kemaluanku, mulai dari pangkal sampai
ujung. Tak ada bagian yang terlewat dari
sapuan lidah Mama.
Dikocoknya penisku didalam mulut Mama, tapi
tak semuanya dapat masuk. Mungkin hanya ¾
nya saja yang dapat masuk ke mulut Mama.
Kurasakan dinding tenggorokan Mama
menyentuh kepala penisku. Sungguh sensasi
sangat luar biasa menjalar ke seluruh tubuhku.
Cukup lama juga Mama mengulum penisku.
Kurasakan batang penisku mulai membesar dan
makin mengeras. Dari dalam kurasakan ada
sesuatu yang memaksa untuk keluar. Merasa
aku akan keluar, Mama semakin cepat
mengocok batang kemaluanku.
"Ma.. ah.. aohh.. Ma, Anton mo keluar, Ma."
Akhirnya..Croott..croott..croottt..
Hampir sepuluh kali cairan itu menyembur dari
ujung penisku. Diminumnya dengan rakus
maniku itu. Dijilatnya semua, sampai tak ada
lagi cairan yang tersisa. Meskipun sudah keluar
tetapi penisku tetap saja tegar meski tak
seberapa keras lagi. Melihat itu, Mamaku
menggosok-gosokkan penisku di vaginanya.
Merasakan gesekan-gesekan lembut vagina
Mama, penisku mulai mengeras kembali.
Digengamnya penisku dan diarahkan ke lubang
peranakannya. Dengan sedikit gerakan
menekan, penisku perlahan masuk setengahnya
ke vagina Mama. Kurasa ini sudah mentok,
karena beberapa kali Mama coba untuk
menekan lebih keras lagi agar penisku dapat
masuk semua, tapi keluar kembali setelah
menatap ujung rahimnya.
Dengan bersemangat Mama mulai menaik-
turunkan tubuhnya. Gerakan naik-turun yang
terkadang diselingi dengan gerakan memutar,
sungguh merupakan sensasi yang sangat luar
biasa. Apalagi posisiku yang ada di bawah
sungguh sangat menguntungkanku. Aku dapat
melihat payudara Mamaku naik-turun seiring
dengan goyangan pinggulnya.
Dengan gemas, kuraih payudara yang menari-
nari di depanku itu. Kutarik payudara Mama
mendekat ke wajahku. Kulihat wajah Mama
meringis kesakitan karena payudaranya kutarik
dengan paksa. Kugigit putingnya sampai
berubah warnanya menjadi kemerahan.
Kurasakan ada cairan putih susu menetes keluar
dari putingnya saat kucucup payudaranya.
Entah mengapa aku sangat suka sekali
mempermaikan payudara Mamaku ini.
Kurasakan otot-otot vagina Mama dengan kuat
menyedot penisku. Semakin lama kurasa
semakin kuat saja vagina Mama menjepit
penisku. Kulihat wajah Mama nampak makin
memerah menahan orgasme kuduanya yang
akan keluar sebentar lagi.
"Ton.. Ah.. Oouggg.. hh.. Ton, Mama mau
keluar lagi, Ton."
Dan.. Seeerr..
Kurasakan cairan hangat membasahi penisku.
Ada cairan yang menetes disela-sela pahaku
saking banyaknya cairan yang keluar.
"Duh, Mama kok udah keluar sih, ga mau
nungguin Anton."
"Maaf deh. Kamu juga sih perkasa banget,
Mamakan udah ga tahan lagi."
Dengan sigap segera kubalik tubuhku, sehingga
kini Mama berada dibawah. Tanpa banyak
bicara, segera saja kupompa pantatku dengan
cepat. Mendapat serangan yang tiba-tiba itu
Mamaku menjerit-jerit kesakitan. Meskipun
vagina Mama udah becek banget, tapi tetap saja
terasa seret untuk penisku.
Tak kuhiraukan suara Mama yang menjerit-jerit
kesakitan, yang ada dipikiranku saat itu adalah
aku ingin segera mengakhiri permainan ini dan
merasakan nikmat yang akan datang padaku.
Kurasakan otot-otot penisku mulai berdenyut-
denyut dengan kerasnya. Ada sesuatu yang
berusaha untuk keluar dari batang penisku.
Kucoba untuk menahannya selama mungkin
agar tidak segera keluar. Tapi jepitan vagina
Mama akhirnya meruntuhkan pertahananku.
Croott.. croott..
Maniku keluar juga, menambah becek vagina
Mama. Kubiarkan penisku tetap didalam vagina
Mama untuk merasakan sisa-sisa orgasmeku.
Kurasakan vagina Mama tetap saja berdenyur-
denyut, meski tak sekuat tadi.
"Ma, terima kasih ya, udah mau temenin Anton
main." kataku dengan manja.
"Kamu, tuh, Ton, kalau mau main jangan
maksa dong. Masak Mamamu sendiri kamu
perkosa."
"Tapi Mama senangkan ?"
"Iya sih!" Kata Mama malu-malu.
Sejak saat itu aku dan Mama sering
berhubungan sex bersama kalau dirumah lagi
sepi. Kami pernah melakukannya sehari-
semalam karena aku berhasil masuk ke PTN
favorit.
"Itu hadiah buat kamu." Kata Mamaku sambil
mengerlingkan sebelah matanya dengan manja.
*****
Siang itu panas sekali terasa. Tidak seperti
biasanya panas matahari makin menyengat
saja. Segera kutancap motorku agar aku cepat
sampai di rumah. Begitu sampai di rumah,
segera saja kulepaskan seluruh seragam
sekolahku dan langsung saja aku meloncat ke
kolam renang.
Byuurr.. terasa segar badanku ketika tubuhku
berada di dalam air. Rasa gerah yang sedari tadi
kurasakan hilang sudah. Setelah puas berenang
segera kupanggil Bik Suti.
"Bik, cepetan kesini!"
"Ya, Den. Ada apa, Den?"
"Bik, tolong buatin makanan dan minuman ya,
sekalian tolong cuciin baju seragamku ya."
"Ya, Den." Jawab Bik Suti sopan.
Perlu kalian ketahui kalau pembantuku yang
satu ini sungguh berbeda dari yang lain.
Meskipun berasal dari desa, ia mempunyai
wajah yang manis. Ia seumuran dengan Mbak
Ani. Tubuhnya sintal, apalagi payudaranya,
sungguh membuat hati berdebar-debar setiap
kali melihatnya. Aku ingin sekali tahu bagaimana
rasanya berhubungan sex dengannya. Mungkin
sangat berbeda rasanya.
Begitu makanan dan minumanku sudah diantar,
segera saja kuhabiskan dengan cepat. Udah
lapar banget sih. Tak berapa lama kemudian
datang Mbak Ani menghampiriku.
"Lagi berenang ya, Ton?"
"Iya nih, Mbak. Abis gerah banget sih. Mbak
mau ga temenin Anton berenang?"
"Iya deh, tapi tunggu Mbak selesai makan dulu
ya."
Setelah selesai makan, Mbak Ani menuju ke
kolam renang. Aku terpesona melihat
kemolekan tubuh kakakku ini. Dengan hanya
mengenakan bikini, lekukan tubuhnya sungguh
sangat menggugah gairahku. Kurasakan
penisku mulai menegang. Kami berenang
sambil bermain lempar bola. Kadang dengan
kusengaja, seringkali aku menyentuh belahan
vagina maupun payudara kakakku. Tapi
kakakku hanya diam saja. Tidak telalu
memperdulikan dengan tindakanku.
Pikiran-pikiran kotor mulai merasuk ke dalam
otakku. Aku berfikir bagaimana caranya untuk
dapat menikmati tubuh kakakku saat itu juga.
Habis sudah hampir seminggu aku tidak pernah
main lagi sama Mama. Tanpa sepengetahuan
kakakku, kupelorot CD-ku sendiri. Penisku yang
sudah tegang dari tadi tampak melayang-layang
terkena ombak. Kudekati kakakku dari belakang,
dengan tiba-tiba kuraba-raba dan kuremas
payudaranya.
"Eh, Anton. Ngapain sih kamu pegang-pegang
payudara Mbak?"
"Nggak pa-pa kan? Abis Anton terangsang
banget melihat kemolekan tubuh Mbak."
Mbak Ani hanya diam saja. Aku semakin berani
meremas-remas payudara kakakku. Kucopot
BH-nya, dan sambil menyelam aku melumat
payudara kakakku di bawah air. Sambil
menyelam minum susu, pikirku.
Kulumat-lumat payudaranya, terkadang kutarik
dan kuremas dengan keras, sehingga membuat
kakakku makin bergairah. Aku muncul ke
permukaan air, kucari bibir kakakku dan kucium
dengan buasnya. Tangan kakakku meraba-raba
selakanganku, mencari benda tumpul yang
mulai tegang.
"Anton, kamu tadi berenang ga pake CD ya?
Dasar, jorok kamu."
Dielusnya dengan lembut benda kesayanganku
itu. Dikocoknya perlahan dan menjadi semakin
cepat. Kurasakan ada dorongan dari dalam
penisku yang mencoba keluar. Kucoba untuk
menahan, tapi kocokan kakakku yang semakin
cepat membuat aku mengeluarkan maniku di
dalam air. Kulihat maniku yang berenang keluar
melayang-layang di air. Dibiarkannya aku
beristirahat sebentar, sambil menunggu aku
pulih kakakku mencumbu mulutku dengan
buasnya. Kumasukkan jemariku ke dalam
vagina kakakku. Kukocok terus hingga akhirnya
kakakku mencapai orgasmenya yang pertama.
Seiring berjalannya waktu, penisku mulai
tegang kembali. Tanpa memberitahu kakakku,
kodorong dengan paksa penisku untuk dapat
masuk kedalam vagina kakakku. Mbak Ani
berusaha untuk menjerit, tetapi jeritannya
tertahan karena mulutnya sedang beradu
dengan mulutku.
Kumaju-mundurkan pinggulku mengocok
vagina kakakku. Sungguh sensasi yang luar
biasa berhungan sex di kolam renang. Otot-otot
vagina kakakku semakin lama semakin
berdenyut dengan cepat seiring dengan makin
cepatnya goyanganku. Kurasakan penisku mulai
basah dengan cairan kewanitaan kakakku.
Karena aku belum sampai makin kupercepat
saja goyanganku. Tetapi karena berada di dalam
air tubuhku menjadi berat. Dengan penisku
masih berada dalam vagina kakakku, kuangkat
tubuhnya keluar dari kolam, dan kurebahkan
tubuhnya di atas rumput taman. Karena
punggungnya bergesekan dengan rumput,
kakakku menjadi bergairah kembali. Melihat hal
itu aku semakin bersemangat. Dan akhirnya.
Crott.. croottt.. croottt..
Akhirnya aku keluar juga, dibarengi dengan
orgasme kakakku untuk yang ketiga kalinya. Tak
kusadari ada seseorang yang berdiri
disampingku. Ternyata itu Mama, entah sejak
kapan Mama berada di situ, yang jelas Mama
kini dalam keadaan telanjang bulat.
"Begitu ya ternyata kalian. Kalo maen ga mau
ajak-ajak Mama. Awas ya nanti kupotong uang
jajan kalian." kata Mamaku bercanda.
Kucopot penisku keluar dari vagina Mbak Ani.
Kulihat penisku mulai mengecil. Melihat hal itu
Mama segera jongkok tepat di penisku.
Diraihnya penisku dan mulai dikocok penisku di
dalam mulutnya. Kuakui Mamaku ini sangat
pandai dalam permainan oral sex. Tak berapa
lama penisku mulai tegang kembali.
Diarahkannya penisku ke arah kemaluannya.
Dengan sekali dorong penisku masuk semua ke
dalam vagina Mama yang sudah basah.
Perlahan-lahan digoyangkannya pinggulnya.
Semakin lama semakin menggila. Mamaku
berteriak-teriak sambil terus mengocok penisku.
"Aahh.. sakit.. apa yang kamu lakukan Ani?"
Ternyata tanpa sepengatahuan Mama, Mbak Ani
memasukkan jemari tangannya ke dalam
lubang anusnya. Mendapat perlakuan seperti itu
Mama akhirnya sampai juga.
"Ton.. Ani.. Mama mau sampai nih.. ahh.."
Seerrr.. kurasakan vagina Mama banjir seketika.
Banyak juga cairan yang keluar. Seperti tidak
mau kehilangan air mani Mama, Mbak Ani
menjilat-jilat vagina Mama dengan penisku yang
masih tertancap di dalamnya. Karena posisi
Mbak Anis berlawanan denganku, vaginanya
tepat di wajahku. Tak kusia-siakan keadaan ini.
Ku oral vagina kakakku, kugigit dan kutarik-tarik
klitorisnya yang sebesar kacang itu.
Mendapat perlakuan seperti itu Mbak Ani
semakin menggila menjilati vagina Mama dan
penisku. Bahkan dengan gemasnya, klitoris
Mamapun digigit oleh Mbak Ani. Mamakupun
menjerit menjadi-jadi. Gairah Mamapun bangkit
kembali. Penisku yang masih tertanam di
vagina Mama dikocok lagi. Mbak Ani juga ikut
mengocok penisku yang tidak semuanya dapat
masuk ke dalam vagina Mama, dengan tetap
menjilat-jilat vagina Mama dan penisku.
Akhirnya kami bertiga orgasme bersamaan.
Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, mereka
bersandar di bahuku. Sambil menikmati
panasnya sinar matahari, kami berbaring di
taman. Setelah puas menikmati teriknya sinar
matahari, Mamapun berdiri dan masuk ke
dalam rumah dengan keadaan tubuh masih
telanjang bulat, disusul kemudian dengan Mbak
Ani. Merasa ditinggal sendirian akupun juga ikut
masuk ke dalam rumah setelah memakai CD-ku
kembali yang ada di kolam.
Hari itu badanku terasa pegal-pegal semua. Aku
semalam tadi habis lembur mengerjai Mama
dan Mbak Ani. Kucoba kurebahkan diriku di
kasur mencoba untuk tidur. Tapi karena
kecapekan badanku terasa makin sakit. Akhirnya
kuputuskan untuk memenggil Bik Suti untuk
memijat diriku.
"Bik, bisa minta tolong ga?" kataku di balik pintu
kamar Bi Suti.
"Oh, Den Anton. Ada perlu apa, Den?"
"Bik, tolong pijitin aku yah, badanku pegal
semua nih."
"Iya, Den."
Tanpa banyak bicara, segera saja kutarik tangan
Bik Suti menuju ke kamarku. Begitu sampai di
kamar, pintu segera kukunci rapat-rapat tanpa
sepengetahuannya. Segera kurebahkan tubuhku
di atas kasurku yang empuk itu.
"Bik, kok bengong aja. Cepetan dipijitin dong,
udah capek banget nih."
Bik Sutipun memposisikan dirinya disampingku.
Diarahkan tangannya ke leherku. Dengan
lembut dia memijit leherku dan juga bahuku.
Akupun akhirnya terangsang juga dengan
pijatan-pijatan Bik Suti. Kurasakan penisku
terjepit, karena saat itu aku sedang tengkurap.
Pijatan-pijatan Bik Suti kemudian turun ke
punggungku dan ke pantatku. Ku merasa
keenakan karena pantatku dipijat seperti itu.
Peniskupun menjadi semakin sakit karena
terjepit. Kusuruh Bik Suti untuk berhenti dan
kemudian kulepas semua pakaian yang melekat
hingga akhirnya aku telanjang bulat. Kulihat
wajah Bik Suti memerah melihat penisku yang
sudah dalam ukuran sempurna itu.
Kubaringkan tubuhku lagi, dengan posisi
terlentang penisku terlihat jelas di mata Bik Suti.
Dengan malu-malu mata Bik Suti melirik
kemaluanku.
"Den, penisnya biar Bibik pijat juga yah. Pasti
penis Den Anton kecapekan, kan tiap hari dipake
terus."
"Lho, kok Bik Suti bisa tahu?"
"Iya, Den. Habis tiap malam Bibik ga bisa tidur
mendengar suara Nyonya sama Mbak Ani yang
lagi maen ama Den Anton. Rame banget sih
suaranya."
"Bik Suti mau ga maen sama Anton?" tanyaku
mencoba untuk merangsangnya.
"Ah, Aden.." jawab Bik Suti malu.
Digenggamnya penisku itu, lalu perlahan dipijit.
Mulai dari ujung sampai pangkal penisku dipijit
oleh Bik Suti. Tak ketinggalan juga dengan dua
buah pelir yang menggantung di bawahnya.
Pijatan pada penisku sungguh sangat enak
sekali. Kuberanikan tanganku mengelus paha Bik
Suti yang mulus itu. Dia diam saja. Kuraba
pahanya dan terus naik hingga masuk ke dalam
roknya. Kuusap-usap vaginanya yang masih
terbungkus dengan CD. Kucoba memasukkan
jariku disela-sela CD-nya.
"Ouugghh.. tangan Aden nakal.." Bik Suti
mengerang menahan rangsangan yang
kuberikan.
Tanpa kuduga, wajah Bik Suti mendekat ke
kemaluanku. Dikulumnya penisku hingga basah
semua. Bik Suti sungguh pandai mengulum
penisku. Karena kurasakan aku hampir sampai
kusuruh Bik Suti untuk berhenti. Kutindih
tubuhnya dan segera kubuka CDnya yang
masih melekat. Segera saja kuarahkan penisku
itu ke lubang vaginanya.
Dengan susah payah kucoba untuk menembus
pertahanannya. Tapi selalu saja gagal. Akhirnya
dengan bantuan Bik Suti, peniskupun berhasil
masuk juga. Kodorong pelan-pelan agar tidak
terlepas dari jalurnya. Perlahan kokocok
penisku. Bik Suti cuma bisa merem-melek
menerima serangan dariku. Tangannya
meremas-remas payudaranya sendiri yang
masih terbungkus bajunya.
Kutarik dengan paksa baju yang masih melekat
itu hingga sobek. BH-nya yang juga
menghalangi kutarik dan kubuang jauh-jauh
dari tempat tidurku. Segera saja kulumat
payudara Bik Suti yang sudah tegang.
Kurasakan lubang Bik Suti sudah basah oleh
cairannya sendiri. Kocokanku semakin lama
semakin kupercepat, dan akhirnya.
"Bik, Anton mau keluar nih.."
"Iya, Den. Keluarin aja di dalam..Biar
enak..Aahh..Oouugghh..Bibik juga mau keluar,
Den."
Crroott..crroott..
Akhirnya kami berduapun orgasme bersamaan.
Segera kutarik penisku dan kuarahkan ke wajah
Bik Suti. Mengerti dengan maksudku penisku
langsung dikulumnya.
"Bik, udah larut nih. Mending Bibik tidur aja
sekarang, ntar kecapekan lo."
"Iya, Den. Makasih banyak lo tadi."
"Sama-sama, Bik."
Kurebahkan tubuhku. Dengan badan masih
telanjang bulat tanganku mulai memainkan
penisku. Karena kecapekan aku hampir saja
tertidur, tapi mengetahui pintu yang terbuka aku
segera terbangun.
"Anton, kamu tadi maen yang sama Bik Suti."
"Eh, Mama. Iya, Ma. Tadi sih niatnya cuma mo
minta dipijitin doang, tapi keterusan.."
"Dasar kamu tuh ya yang kegatelan. Tapi kamu
masih kuat kan?"
"Sebenernya sih Anton udah capek banget sih,
Ma. Tapi kalo Mama mau maen, ayo!" kataku
dengan semangat.
Akhirnya malam itupun aku tidak tidur.
Semalaman aku berhubungan sex dengan
Mama hingga pagi menjelang.
E N D


Adult | GO HOME | Exit
1/2118
U-ON

inc Powered by Xtgem.com